THE HEROES DAY
Tentang 10/11/1945
1. Pertempuran 10 November 1945 merupakan
pertempuran terbuka pertama setelah Indonesia merdeka. Dan menjadi salah satu
pertempuran terbesar dalam sejarah Republik Indonesia.
2. Bermula dari sekelompok orang belanda
pimpinan M.V.Ch Ploegman yang mengibarkan bendera Belanda di Hotel Yamato, pada
19 September 1945, ini memicu reaksi dari orang Surabaya yang merasa Belanda
menghina kedaulatan Indonesia.
3. Residen Surabaya saat itu, Sudirman,
didampingi dua orang pengawalnya masuk Hotel Yamato untuk berunding. Dalam
perundingan terjadi insiden yang dipicu sikap keras kepala Ploegman yang
menolak menurunkan bendera. Salah seorang pengawal Sudirman, Sidik mencekik
Ploegman hingga tewas. Sidik sendiri tewas ditembak tentara Belanda. Masa
kemudian masuk menyerbu dan terjadilah peristiwa perobekan warna biru pada
bendera yang fenomenal tersebut.
4. Pada 27 Oktober 1945, terjadilah pertempuran
pertama antara Indonesia melawan tentara sekutu. Sengitnya perlawanan arek-arek
Suroboyo memaksa Inggris meminta bantuan kepada Ir. Soekarno melalui D.C.
Hawthorn untuk meredakan emosi rakyat Surabaya.
5. Brigjen A.W.S. Mallaby tewas pada 30 Oktober
1945 sekitar pukul 20.30. Mobil Buick yang ditumpangi jendral asal Inggris
tersebut berpapasan dengan sekelompok milisi Indonesia di Jembatan Merah.
Terjadi salah paham, dan Mallaby tewas tertembak oleh seorang pemuda Surabaya
yang tak pernah teridentifikasi.
6. Tewasnya salah satu jenderal pemenang perang
Dunia II tersebut membuat Inggris marah. Tentaranya pun digerakkan dan mereka
juga menyebar ribu pamphlet yang intinya
meminta Surabaya menyerah dengan cara memalukan. Yakni, menaruh senjata dan
mengangkat tangan selambat-lambatnya pukul 06.00 pagi pada 10 November 1945.
Ultimatumitu dijawab oleh pidato Gubernur Suryo dan juga oleh pidato Bung Tomo
yang terkenal.
7. Pukul 02.30 pada 10 November, seluruh
arek-arek Suroboyo, TKR, pembantu PETA, mantan PETA, dan sukarelawan dari
banyak daerah turun ke Surabaya untuk bersiap perang. Brimob dari Kediri dan
semarang pun juga turun. Bung Tomo pun meneriakkan perlawanan dari pidatonya
yang terkenal.
8. Resolusi Jihad diumumkan oleh para tokoh NU.
Yakni oleh KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Hasbullah, dan KH Bisri sansuri. Yang
menyatakan bahwa mati karena mempertahankan Negara adalah mati syahid. Bukan
itu saja, para kyai tersebut mengerahkan santrinya untuk ikut berperang.
9. Pertempuran dashyat berkobar. Salah satu
kekuatan militer terhebat dunia melawan pasukan rakyat yang lebih mengandalkan
semangat. Jumlah Ark Suroboyo yang tewas sangat banyak, tapi Surabaya tak
pernah tumbang. Jelas, yang memenangkan peperangan adalah Arek Suroboyo, karena
Inggris tak pernah bias mencapai tujuannya.
Mereka
Sudah, Kita Apa?
Demi rasa hormat saya pada
orang-orang yang menjadikan Surabaya Kota Pahlawan.
Mereka Sudah, Kita Apa?
Enam delapan tahun lalu Surabaya
jadi palagan tempat banyaknya warganya kini kekal di surge yang tanpa
kata-kata, yang dengan tindakan, membuat sejarah tak terhapuskan.
Mereka Sudah, Kita Apa?
Sekutu mengira bisa mengatur
segalanya
mengerek bendera seenaknya
meminta Surabaya menyerahkan semuanya
senjata, harga diri, kemerdekaan.
Tapi sekutu tak tahu, bahwa mereka salah menyangka.
“Arek-arek Suroboyo ingin tetap
merdeka!”
Mereka Sudah, Kita Apa?
Mereka, Pahlawan kita itu,
berkata “semua yang bernyawa pasti mati;
Tapi kami, memilih terhormat
sebagai cara kami mati”
Lalu, berteriak: “kami tak akan
tumbang sekarang, hari ini, esok, atau selamanya!”
Dan berbisik lirih:
“kami ingin tetap merdeka, dan
anak cucu kami bahagia”
Mereka Sudah, Kita Apa?
Mereka telah berkorban, tapi
tidak demi dirinya. Tapi, untuk sesuatu yang mereka yakini lebih besar dari
hidupnya Untuk Indonesia
Lalu,kita apa?
Surabaya, 7 November
2013
Dr. H. Soekarwo Drs. H. Saifullah Yusuf
Gubernur Jawa Timur Wakil Gubernur Jawa Timur
0 comments:
Post a Comment